Monday, October 20, 2014

BAB I

Makna, Tujuan, dan Metode Memahami Islam



 ۚ الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا  ۚ

" Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni'mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu " (QS. Al-Maidah 5 : 3)


A. Makna Islam

Secara lughawi (etimologis) kata "Islam" berasal dari tiga akar kata : Aslama (menyerahkan diri, menaati, mematuhi) , Salam (damai atau tentraman, aman dan sejahtera) dan Salamah (keselamatan atau kebahagiaan).

Tiga akar kata diatas saling berhubungan antara satu sama lain sehingga membentuk kesatuan makna yang utuh yaitu jika seseorang berserah diri secara total kepada Allah swt; (Asalam), maka dia akan merasa damai atau tentram hidupnya baik lahir maupun bathin (Salam), jika sudah merasa damai dia akan selamat atau bahagia hidupnya baik didunia maupun di akhirat (Salamah). Sebagaimana dinyatakan dalam Al-Quran "Fiddunya hasanah wa fil akhiroti khasanah". Maka janganlah heran apabila ada yang mengartikan islam itu dari salah satu akar kata diatas, dan ketiga nya benar secara bahasa.

Secara istilahi (terminologis) kata Islam menurut para ulama salaf adalah "wad'un ilahiyyun syaaiqun lidawil 'uquli salimah lisa'adatid daraini", artinya wahyu Allah yang diturunkan untuk manusia yang berakal sehat agar mereka mendapatkan kebahagiaan di dua tempat yaitu bahagia di duni dan di akhirat.

Secara lebih luas makna Islam adalah suatu ajaran atau agama yang diturunkan oleh Allah swt untuk umat manusia melalui Nabi Muhammad saw, di dalamnya mengandung petunjuk-petunjuk untuk memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

B. Ruang Lingkup dan Aspek-Aspek Pokok Dinul Islam

Dinul Islam merupakan agama samawi (agama langi), artinya agama yang diwahyukan oleh Allah swt; bukan agama ardhi (agama bumi),artinya agama yang tubuh dari budaya masyarakat. Dinul Islam melingkupi aturan-aturan tentang bagaimana cara mengatur hubungan secara benar dengan Allah swt (hablum minallah) dan mengatur secara benar dengan sesama manusia (hablum minannas) dimana kedua nya saling berhubungan satu sama lain.

Secara garis besar Dinul Islam mengandung tiga aspek pokok yaitu; Aqidah, Syari'ah dan Akhlak.

Aspek Aqidah; artinya ikatan yang kuat jiwa raga kita hanya dengan Allah. Ikatan itu akan lahir apabila ada kepercayaan, sebab itu aspek Aqidah sering disebut sebagai aspek iman (keyakinan akan adanya Allah dan Keesaan-Nya).

Aspek Syari'ah; artinya jalan untuk mencapai kebahagiaan. Didalamnya mengandung aturan-aturan tentang bagaimana cara penyerahan diri secara total hanya kepada Allah, baik secara langsung melalui ibadah ritual, maupun secara tidak langsung melalui ibadah sosial. Aspek Syari'at sering juga diebut aspek islam (ketaatan, kepatuhan, dan ketundukan hanya kepada Allah).

Aspek Akhlak; artinya perilaku yang tulus, ikhlas dan terpuji berdasarkan iman kepada Allah dan sesuai dengan aturan-aturan yang ditetapkan Allah dan Rasul-Nya (syari'ah).


C. Tujuan Diturunkannya Syari'ah Islam

Tujuan Allah menurunkan dinul Islam adalah untuk mengarahkan manusia agar mendapatkan keridhoan Allah, yaitu kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Sebagaimana telah dijelaskan pada bagian sebelumnya bahwa salah satu aspek pokok dinul Islam adalah syari'ah atau hukum Islam. Allah swt menurunkan hukum Islam memiliki tujuan yang jelas yaitu untuk mengarahkan dan membimbing manusia agar selalu berada pada jalan yang benar, sehingga mendapatkan keridhoan-Nya.

Secara rindi para ulama Ushul sepakat bahwa tujuan diturunkannya syari'ah Islam (maqoshid syari'ah) adalah untuk menjaga lima hal pokok sebagai berikut:

1. Menjaga dan Memelihara Agama

   a. Perlunya Melahirkan Agama
    Para Ulama dan cendekiawan muslim merupakan penyambung lidah nabi untuk menyampaikan dan menjaga ajaran Islam supaya tetap utuh, sebab itu mereka disebut sebagai Warosatul Anbiya (pewaris para nabi), mereka mendapatkan tugas berat dan mulia, karena itu Allah meninggikan mereka beberapa derajat dari manusia pada umumnya, sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran :

يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

" Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Mujadilah 58:11)

   b. Membudayakan Gerakan Belajar Agama
   Di tingkat lokal dan instutional kita perlu membudayakan belajar agama sepanjang hayat, kita wajib mengidupkan ilmu agama. Kita wajib menyelenggarakan pengajaran agama dimana-mana: dirumah, di masjid, di kantor, di kampus. Lembaga - lembaga agama wajib dihidupkan. Pesantren, Madrasah dan Majelis Ta'lim pun wajib dihidupkan. Para ustadz dan pengajar agama wajib di support. Para penulis buku-buku keagamaan wajib di-support. Riset-riset keagamaan pun perlu dilakukan, terutama dimaksudkan untuk memperbaiki masyarakat muslim. Ini semua merupakan ikhtiar untuk menjaga agama, sebagaiana tujuan diturunkannya syari'ah Islam.

   c. Perlunya Menguasai Ilmu - Ilmu Dasar Islam
   Sebagai kaum terpelajar, para mahasiswa tidak boleh belajar agama hanya seadanya saja seperti kebanyakan orang. Semua mahasiswa muslim perlu menguasai Ilmu - Ilmu Dasar Keislaman.

   d. Ilmu yang Fardhu 'Ain
   Pengetahuan agama apa saja yang wajib dipelajari oleh setiap muslim? Imam Ghazali menyebutkan dalam uraian tentang ilmu yang fardhu 'ain . Termasuk kedalam ilmu ini adalah pengetahuan tentang: Tauhid yang benar, Zat dan Sifat-sifat Allah, cara itu ilmu yang masuk kedalam fardhu 'ain adalah pengetahuan tentang: hal ihwal hati, perbuatan-perbuatan terpuji, serta menjauhi perbuatan-perbuatan tercela.

   e. Melaksanakan Kewajiban Agama
   Sebagai seorang muslim kita wajib melaksanakan kewajiban agama, karena yang membedakan seorang muslim dengan bukan muslim adalah pelaksanaan ibadah nya. Ciri utama orang Islam adalah mereka yang senantiasa mendirika shalat sesuai dengan yang dicontohkan oleh Nabi saw.


2. Menjaga dan Memelihara Agama

Anugrah Allah yang paling besar bagi manusia adalah hidup. Oleh karena itu setiap usaha memelihara jiwa manusia sangat dihargai oleh islam. Sebaliknya, segala usaha apapun yang merusak jiwa manusia dikutuk oleh Islam. Orang yang menyelamatkan seorang nyawa manusia, oleh Allah dipandang sama dengan menyelamatkan seluruh nyawa manusia.

3. Menjaga dan Memelihara Akal

Seruan Allah agar manusia menggunakan akal dan berfikir diulang - ulang dalam berbagai ayat dan surat dalam Al-Quran. Kata kunci belajar adalah membaca dan membaca. sebagaimana ayat Al-Quran yang pertama kali diturunkan adalah perintah untuk membaca, yaitu surat Al-'Alaq ayat 1-5.

Hikah diturunkannya ayat pertama tentang membaca, menunjukan bahwa ajaran Islam sangat memang mendorong kegiatan belajar. Dalam sejarah Islam kita tahu bahwa pada saat turunnya wahyu pertama Alquran tersebut di Jazirah Arab hanya terdapat 17 orang yang pandai tulis-baca.

4. Menjaga dan Memelihara Harta

Allah swt telah menganugerahkan rizki yang luas dan harta yang banyak bagi umat manusia. Jika dikelola dengan benar dan adil, maka tidak akan ada seorang manusia pun dimuka bumi ini yang akan menghadapi kelaparan.

Agama Islam didatangkan dengan seperangkat ajaran yang lengkap dari sempurna tentang pengelolaan harta. Dalam Islam, pemilik mutlak harta adalah Allah swt. Dalam Alquran ditegaskan "lillahi ma fissamawati walardhi" (milik Allah segala yang ada dilangit dan di bumi).

Oleh karena itulah dalam Islam harta harus diperoleh secara halal. Orang yang dianugerahi kekayaan harus membayar zakat,infaq,shodaqoh dan menyembelih hewan qurban. Wakaf sangat dianjurkan bagi orang-orang kaya.

5. Menjaga dan Memelihara Kehormatan

Tujuan didatangkannya agama Islam yang kelima adalah menjaga serta memelihara kehormatan dan keturunan. Agama Islam - sejalan dengan fitrah Allah - menghendaki agar setiap orang yang hendak memiliki keturunan harus melalui pernikahan yang diatur oleh syari'at Islam. Dalam pandangan Islam, hanya dengan cara menikah seorang pria atau wanita akan terjaga kehormatannya dan keturunannya.


D. Metode Memahami Dinul Islam

Ada dua metode yang tepat untuk memahami dinul Islam yaitu pertama : metode tipologi, dan kedua metode pengkajian Al Quran secara sistematis dan terpadu dengan sejarah Islam. Metode tipologi sangat tepat untuk para pemula, sedangkan metode kedua selain perluasan dari metode pertama juga untuk memahami ajaran Islam secara lebih utuh dan terinci.

Metode "tipologi" dikembangkan oleh Ali Syari'ati untuk memahami tipe, profil, watak, dan misi Islam. Metode ini memiliki dua ciri penting yaitu pertama mengidetifikasi lima ciri I dinul Islam , dan kedua membandingkan kelima ciri tersebut dengan aspek yang sama dalam agama lain.



**



Sunday, October 19, 2014

Untitled Post



Aku pernah bermimpi, 

suatu saat, 
suatu hari nanti tak bisa sesering dulu mendengar tawa kecil yang keluar dari bibirmu.



Kamu tak mampu lagi untuk selalu ada dan memberiku asa setiap melihat lengkungan senyummu.



Sungguh. 
Aku akan sangat senang dan bahagia jikalau itu hanya mimpi. 
Tapi, sadarku memaksaku bangun dan yang kini terlihat adalah kenyataan pahit kalau kau memang akan pergi.



**
aku selalu ingat dan tak akan pernah lupa. 
Bagaimana caramu tersenyum. 




Bagaimana caramu tertawa. 



Bagaimana caramu menatap.
Bagaimana caramu berjalan.
Sungguh aku tak akan pernah lupa.

Termasuk caramu berbicara didepan kelas.


Semuanya. Aku tak akan pernah lupa.
Kamu membuatku kagum.

Kamu membuatku berdecak bangga bisa mengenalmu.
Sosok yang lebih sering terlihat dingin yang terkadang berubah menjadi humoris
lantas berevolusi kembali menjadi seorang yang misterius yang kadang tak kukenal.


**


semua ini berawal dari sebuah pertemuan yang sering kuanggap 'kebetulan'
sebuah pesan singkat yang kau layangkan hingga bersarang dihandphoneku adalah jembatan penghubung awal perkenalan kita hingga terjalin sampai sekarang.


aku mengenalmu dengan sesosok yang berbeda.
Aku tak tahu apa yang kau perbuat hingga aku selalu penasaran denganmu.
Sosok misterus yang selalu kuharapkan.



mengenalmu ..
membuatku selalu kehabisan kertas untuk menulis dibuku harian yang kusimpan aman.
Tak cukup lusinan pena untuk menuliskan apa yang kukagumi dari kamu.
Karna terlalu banyak tentang kamu di otakku..
Emm ..
iya
kamu.




kita baru kenal beberapa tahun memang. Terlalu singkat bukan?
Tapi itu lebih dari sekedar cukup.
Sebuah perjalanan indah yang selalu kukenang hingga nanti,
sepuluh,
dua puluh,
atau bahkan ratusan tahun didepan.
ntah dengan cara apa aku harus berterimakasih. 
Berterimakasih untuk kamu yang tak pernah lelah mengajariku tentang banyak hal, 
termasuk sebuah kisah tentang kehidupan. 



Terimakasih.
Andai ada kata yang lebih pantas diucapkan dari pada kata terimakasih,
itulah yang akan ku ungkapkan untukmu.

aku selalu menyimpan perasaan yang teramat besar ini.
Aku akan menyimpannya entah sampai kapan. 



Perasaan yang lahir sejak perbincangan kecil kita didepan kelas hingga kini-pun tak akan kuhilangkan.
Aku juga tak tahu apa alasanku untuk terus menjaganya.
Tapi aku janji akan terus menjaga hati ini.

ah..
 andai kamu tahu.
Karenamu aku selalu berjuang melawan ketakutanku untuk menyayangi dan terus menyayangimu.
 Aku berusaha dan berusaha untuk tenang mendengarkan suara hati.

**



Dan kini perpisahan dibulan keempat kita ini, menyadarkanku bahwa begitu berharganya setiap detik yang ku lewati bersamamu.


kini sampai kini aku selalu mengharapkan bahwa masih ada 'kita' pada kita yang sekarang. 


Namun aku sadar, aku tak punya hak apapun untuk sekedar boleh menyayangimu.
masih mengenalmu dengan secara baikpun sudah sangat kusyukurkan.

Karna diluar sana masih banyak yang tersakiti jika kita menjadi 'kita' lagi.


terimakasih bintang inspirasiku. 
Bintang terang yang bersinar disaat siang malam hariku.. 
emm.. 

seumur hidupku.


**
 Desember 2013



Pendidikan Luar Sekolah


Non Formal Education



 Apa itu Pendidikan Luar Sekolah ? 


  •   Menurut Wikipedia


Pendidikan Luar Sekolah (bahasa inggris: out of school education) adalah pendidikan yang dirancang untuk membelajarkan warga belajar agar mempunyai jenis keterampilan dan atau pengetahuan serta pengalaman yang dilaksanakan di luar jalur pendidikan formal (persekolahan).

  •    Undang Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003


Pendidikan Luar Sekolah yaitu merupakan jalur pendidikan yang diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti,penambah dan atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan.

  • Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 
    PLS adalah segenap bentuk pelatihan yang diberikan secara terorganisasi di luar pendidikan formal. Misalnya, kursus keterampilan.



Ada juga menurut beberapa ahli, seperti :

·         
  •          Menurut Philips H. Combs: bahwa pendidikan luar sekolah adalah setiap kegiatan pendidikan yang terorganisir yang diselenggarakan di luar sistem formal, baik tersendiri maupun merupakan bagian dari suatu kegiatan yang luas, yang dimaksudkan untuk memberikan layanan kepada sasaran didik tertentu dalam rangka mencapai tujuan-tujuan belajar.

  •         Menurut UNESCO (1972): pendidikan luar sekolah mempunyai ketaatan, keseragaman yang rendah, program bervariasi, tujuan tidak seragam, peserta didik yang tidak ketat, persyaratan yang longgar dan teknik-teknik dagnosis, rencana dan evaluasi yang berbeda dibanding pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah mempunyai bentuk, tujuan dan isi program yang seragam di tiap tingkatan, peserta didik yang ketat.

  •          Menurut Komunikasi Pembaharuan Nasiona Pendidikan: PLS adalah setiap kesempatan dimana terdapat komunikasi yang teratur dan terarah di luar sekolah dan seseorang memperoleh informasi, pengetahuan, latihan maupun bimbingan sesuai dengan usia dan kebutuhan hidup, dengan tujuan mengembangkan tingkat keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang memungkinkan baginya menjadi peserta-peserta yang efisisen dan efektif dalam lingkungan keluarga, pekerjaan bahkan lingkungan masyarakat dan negaranya.

  •          Konsep menurut Kaplan (1964): PLS adalah sebuah bentuk citra mental yang digunakan sebagai alat memadukan pengamatan dan pengalaman yang memiliki kesamaan. Konsep pendidikan luar sekolah  muncul atas dasar hasil observasi yang hasilnya diketahui persamaan dan perbedaan ciri-ciri pendidikan luar sekolah dan pendidikan sekolah. Pendidikan luar sekolah juga memiliki sistem, prinsip, paradigma yang relatif berbeda dengan pendidikan sekolah.

  •          Menurut Russel Kleis: pendidikan luar sekolah adalah usaha pendidikan yang dilakukan secara sengaja dan sistematis. Biasanya pendidikan ini berbeda dengan pendidikan tradisional terutama yang menyangkut waktu, materi, isi dan media. Pendidikan luar sekolah dilaksanakan dengan sukarela dan selektif sesuai dengan keinginan serta kebutuhan peserta didik yang ingin belajar dengan sungguh-sungguh.

  •         Menurut Axinn: mengemukakan bahwa pendidikan luar sekolah merupakan kegiatan yang ditandai dengan kesengajaan dari kedua belah pihak, yaitu pendidik yang sengaja membelajarkan peserta didik, dan peserta didik yang sengaja untuk belajar.

  •         Menurut Suzanna Kindervatter: mengemukakan definisi pendidikan luar sekolah sebagai berikut: pendidikan luar sekolah sebagai suatu metoda penerapan kebutuhan, minat orang dewasa dan pemuda putus sekolah di negara berkembang, membantu dan memotivasi mereka untuk mendapatkan keterampilan guna menyesuaikan pola tingkah laku dan aktivitas yang akan meningkatkan produktivitas dan meningkatkan standar hidup.

  •         Menurut Sudjana:  mengemukakan pengertian pendidikan luar sekolah sebagai berikut: "Pendidikan luar sekolah adalah setiap kegiatan belajar membelajarkan, diselenggara-kan luar jalur pendidikan sekolah dengan tujuan untuk membantu peserta didik untuk mengaktualisasikan potensi diri berupa pengetahuan, sikap, keterampilan, dan aspirasi yang bermanfaat bagi dirinya, keluarga, masyarakat, lembaga, bangsa, dan negara.


Dan dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa PLS adalah segala kegiatan pendidikan yang berlangsung di luar sistem persekolahan (non formal)  dalam rangka meningkatkan potensi warga belajar yang meliputi pelatihan-pelatihan, keterampilan, pengembangan masyarakat sehingga dapat diaplikasikan baik di lingkungan keluarga maupun bermasyarakat berlangsung dengan sepanjang hayat


 Dimensi Keahlian Belajar PLS 


Pendidikan dan Pelatihan


  •         Pendidikan dan Pelatihan
    Pendidikan dan Pelatihan kerja adalah pelayanan pendidikan untuk meningkatkan kemampuan warga masyarakat/warga belajar yang penekanannya pada penguasaan keterampilan fungsional sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.


  •     PKBM
    PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat)
     adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat untuk masyarakat yang bergerak dalam bidang pendidikan. PKBM ini masih berada di bawah pengawasan dan bimbingan dari Dinas Pendidikan Nasional. PKBM ini bisa berupa tingkat desa ataupun kecamatan. untuk mendirikan PKBM bisa dari unsur apapun oleh siapapun yang tentunya telah memenuhi syarat-syarat kelembagaan antara lain : 1. Akta Notaris 2. NPWP 3. Susunan Badan pengurus 4. Sekretariat 5. Ijin Operasional dari Dinas Pendidikan Kab/kota.
    Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat
Kursus Bahasa Inggris
  •      Kursus
    Kursus
     adalah lembaga pelatihan yang termasuk ke dalam jenis pendidikan nonformal. Kursus merupakan suatu kegiatan belajar-mengajar seperti halnya sekolah. Perbedaanya adalah bahwa kursus biasanya diselenggarakan dalam waktu pendek dan hanya untuk mempelajari satu keterampilan tertentu. Misalnya, kursus bahasa Inggris tiga bulan atau 50 jam, kursus montir, kursus memasak, menjahit, musik dan lain sebagainya. Peserta yang telah mengikuti kursus dengan baik dapat memperoleh sertifikat atau surat keterangan. Untuk keterampilan tertentu seperti, kursus ahli kecantikan atau penata rambut, peserta kursus diwajibkan menempuh ujian negara. Ujian negara ini dimaksudkan untuk mengawasi mutu kursus yang bersangkutan, sehingga pelajaran yang diberikan memenuhi syarat dan peserta memiliki keterampilan dalam bidangnya.

  •       Majelis Taklim
    Majelis Taklim adalah suatu lembaga pendidikan yang dibentuk atas dasar pendekatan dari kebutuhan masyarakat (bottom up approach), dengan kegiatannya lebih berorientasi pada keagamaan, khususnya Agama Islam. Melalui Majelis Taklim dibahas berbagai aspek yang ditinjau dari sudut pandang Agama Islam.
    Majelis Taklim

  •  Kelompok Belajar

    Kelompok belajar yaitu salah satu wadah dalam rangka membelajarkan masyarakat. Menurut Zaenudin (1985), kelompok belajar adalah upaya yang dilakukan secara sadar dan berencana melalui bekerja dan belajar dalam kelompok belajar untuk mencapai suatu kondisi yang lebih baik dibandingkan dengan kondisi sekarang.
    Kelompok Belajar anak
    Contoh : kelompok Belajar Paket A, Kelompok Belajar Paket B, Kelompok Belajar Paket C, Kelompok Belajar Usaha.

  • SPS

    SPS (Satuan Pendidikan Sejenis) Satuan pendidikan yang sejenis adalah satuan yang tidak termasuk pada luar satuan yang sudah dijelaskan terdahulu. Satuan lainnya diantaranya pesantren, sanggar seni, TKA/TPA.
    Sanggar Seni Tari
    Pesantren adalah lembaga pendidikan nonformal yang menyelenggarakan program pendidikan keagamaan. sanggar seni lebih ditujukan pada tempat kegiatan khusus dalam beraneka seni yang diikuti oleh anak-anak, remaj, dan orang dewasa. Sedangkan TKA/TPA yaitu lembaga pendidikan khusus diperuntukkan bagi anak usia dini dalam bidang keagamaan, khususnya agama islam.



Flickr Images